Jumat, 07 Januari 2011

sejarah


KONTRIBUSI ISLAM DALAM PENGEMBANGAN  PENDIDIKAN DI SPANYOL PADA ABAD VII-X M
PENDAHULUAN
            Ketika Islam mulai memasuki masa kemunduran di daerah semenanjung Arab, bangsa-bangsa Eropa justru mulai bangkit dari tidurnya yang panjang, yang kemudian dikenal dengan Renaissance. Kemajuan-kemajuan  Eropa tidak dapat dipisahkan dari peran Islam saat menguasai Spanyol.
            Dari Spanyol Islam itulah Eropa banyak menimba ilmu pengetahuan. Penduduk keturunan Spanyol dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori : Pertama; kelompok yang telah memeluk Islam; kedua, kelompok yang tetap pada keyakinannya tetapi meniru adat dan kebiasaan bangsa Arab, mereka dikenal dengan nama Musta’ribah, dan ketiga, kelompok yang tetap berpegang teguh pada agamanya semula dan warisan budaya nenek moyangnya.
PENGARUH ISLAM DI SPANYOL
            Spanyol lebih dikenal dengan nama Andalusia. Julukan Andalusia ini berasal dari kata Vandalusia,yang artinya negeri bangsa Vandal. Islam masuk ke Spanyol ( Cordoba ) pada tahun 93 H (7111 M) di bawah pimpinan Tariq bin Ziyad yang memimpin angkatan perang untuk membuka Andalusia.
            Pada periode 711-755 M wilayah Spanyol berada dibawah pemerintahan para wali yang diangkat oleh Khalifah Bani Umayyah yang berpusatdi Damaskus. Pada periode 755-912 M wilayah Spanyol berada dibawah pemerintahan Amir, sekalipun tidak tunduk kepada Khalifah Abbasiyah di Baghdad. Amir pertama yaitu Abdurrahman 1 ( Ad-Dakhil ), selanjutnya adalah Hisyam 1, Hakam 1, Abdul Rahman Al- Ausath, Muhammad Ibn Abdul Rahman, Munzir Ibn Muhammad dan Abdullah Ibn Muhammad.
            Abdul Rahman Ad-Dakhil mendirikan masjid Cordoba dan sekolah-sekolah dikota-kota besar Spanyol. Hisyam berjasa dalam menegakkan hukum Islam. Sedangkan Abdul Rahman Al-Ausath dikenal sebagai penguasa yang cinta ilmu.
            Periode 912-1013 M Spanyol dipimpin oleh khalifah Abdul Rahman III yang bergelar “ An-Nashir”. Pada periode ini umat Islam di Spanyol mulai memperlihatkan kemajuan dan kejayaan, sehingga dapat menyaingi  Daulat Abbasiyah di Baghdad, Abdul Rahman An-Nashir mendirikan Universitas Cordoba.. Sejak awal didirikannya, perpustakaan Universitas telah memiliki koleksi ratusan ribu buku, termasuk buku-buku filsafat Yunani yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
            Al-Hakam membuka 27 sekolah di Cordoba, yang semuanya berbasis di masjid, dan membebaskan seluruh siswanya dari  biaya. Hakam II, yang lebih dikenal sebagai “ Makmun dari Barat”, mendirikan sederetan lembaga-lembaga pendidikan tinggi di Spanyol. Dia juga seorang kolektor buku dan pendiri lebih 70 perpustakaan. Ia juga mempunyai sebuah perpustakaan dengan khazanah 400.000 buku, ada yang menyatakan 600.000 buku. Perpustakaan lain yang cukup menonjol dikalangan muslim saat itu adalah perpustakaan yang dibangun oleh Abul Mutrif, seorang hakim di Cordoba, kebanyakan berisi buku-buku langka, masterpieces-masterpieces kaligrafi, mempekerjakan enam orang penyalin yang bekerja penuh waktu. Perpustakaan ini telah terjual dalam suatu lelang terbuka setelah ia wafat pada tahun 1011 seharga 40.000 dinar.
            Prestasi umat Islam dalam memajukan   ilmu pengetahuan tidak diperoleh secara kebetulan, melainkan dengan kerja keras melalui beberapa tahap sistem pengembangan, baik melalui adaptasi maupun adopsi. Mula-mula dilakukan berbagai usaha penerjemahan kitab-kitab klasik Yunani, Romawi, India, Persia, Mesir, dan lain sebagainya yang kemudian dilakukan analisis dan komentar kritis terhadap teori-teori dan konsep-konsep yang dikembangkan sebelumnya. Hal inilah yang kemudian melahirkan sejumlah komentator-komentator kritis dari kalangan muslim yang pada nantinya akan melahirkan suatu pendekatan dan pemahaman baru terhadap teori-teori sebelumnya. Apa yang mereka lakukan tersebut sejalan dengan istilah sekarang yaitu Islamisasi ilmu pengetahuan yang berasal dari khazanah non-Islam.
            Pada saat madrasah berkembang pesat diberbagai belahan dunia Islam, terutama diwilayah Timur, istilah madrasah masih tidak dikenal di Andalus. Sistem pengajaran diselenggarakan di masjid-masjid. Pertumbuhan lembaga-lembaga pendidikan Islam tergantung kepada keluarga penguasa, terutama khalifah, yang menjadi pendorong utama bagi kegiatan keilmuan di Granada, Sevile dan Cordova. Fikih merupakan inti kurikulum, namun mereka lebih menekankan kepada madzhab Maliki daripada madzhab-madzhab lainnya.
            Kekuatan intelektual muslim Spanyol sebenarnya baru dimulai pada abad kesepuluh, tetapi kontribusinya yang paling signifikan baru dilakukan selama periode paruh terakhir abad ke sebelas hingga pertengahan abad ke tigabelas.
            Pada dunia pendidikan Islam yang dikawasan Islam timur mulai dikenal dengan madrasah, namun istilah madrasah ini belum banyak dikenal dikawasan Andalusia. Masjid dan perpustakaan masih menjadi basis dalam pengembangan dunia ilmu pengetahuan. Istilah madrasah tidak dikenal di Andalusia hingga abad ke 13M. Baru pertengahan abad ke 14, sebuah bangunan madrasah yang besar didirikan di Granada oleh penguasa Nasrid, yaitu Yusuf Abu Al-Hajjaj pada tahun 750 H ( 1349 M ).
MEREDUPNYA PENGARUH ISLAM
            Kekalahan-kekalahanmuslimin terhadap orang kristen Spanyol turut mempengaruhikehidupan dunia pendidikan Islam dikawasan Andalusia. Pengusiran-pengusiran yang dilakukan oleh penguasa Kristen Spanyol telah berpengaruh besar, bukan saja terhadap kehidupan dunia pendidikan Islam, namun juga umat Islam di Spanyol. Orang-orang Islam dihadapkan kepada pilihan yang sulit, yaitu tetap di Spanyol dan masuk Kristen atau tetap beragama Islam namun harus keluara dari Spanyol. Dengan demikian, dunia pendidikan Islam, khususnya madrasah hanya berjalan sebentar saja di Andalusia, yaitu kurang lebih selama satu setengah abad.
            Namun harus diakui bahwa kawasan Andalusia dibawah pengaruh Islam pada saat itu sudah mencapai tingkat peradaban yang sangat maju dibandingkan dengan kawasan Eropa lainnya. Pengaruh-pengaruh tersebut sampai hari ini sebagian masih dipertahankansebagai bukti sejarah sebagaimana kontribusi Islam terhadap kebudayaan dan peradaban Barat ( Eropa ). Dengan demikian dapat dibayangkan bagaimana besarnya peranan Spanyol didalam naungan umat Islam, yang dikenal dengan Andalusia, dalam mengantarkan dunia Eropa memasuki periode baru, yaitu masa kebangkitan atau Rennaissance.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar